.---TERUS BERJALAN, BIARKAN CAHAYA TERTUTUP AWAN, MENUTUPI ANGAN, DITENGAH IMPIAN, DALAM KEYAKINAN, MUNGKIN TERWUJUDKAN, KETIKA MENYATAKAN TINDAKAN.---.

Sabtu, 22 Februari 2014

Catatan Sampai hari itu tiba



 
11 Januari 2014

Haiii …. Apa kabar kamu disana? Semoga kamu baik-baik aja. Kamu masih bisa bahasa Indonesia kan? Jangan sampai lupa ya. Seperti yang kamu pernah bilang dulu, bumi ini adalah sebuah lingkaran, sejauh apapun kita pergi, kita akan kembali ke tempat dimana kita memulai.  Maka dari itu, jangan pernah lupain tempat dimana kamu berasal ya. Walau terkadang, aku berpikir kalo orang-orang yang berada disinilah yang justru malah melupakannya.
*
Waktu aku nulis ini, suhu di Bekasi cukup dingin, Matahari nggan menampakkan diri akhir-akhir ini. Mungkin dia lagi ngambek sama daratan yang semakin semerawut ini. Atau mungkin, dia malu-malu kali karena terpesona ngelihat kecantikan aku. Hahaha.
**
Gimana disana? Masih turun salju ya? Waah, asik ya, mungkin beberapa tahun lagi Bekasi akan turun salju. Mungkin aja, kalo matahari terus-terusan dibuat ngambek karena udara yang kotor.
Oiya, kamu masih inget ga, kali atau sungai lah sebutan kerennya, tempat dulu kita syuting film?. *** Sekarang udah ngga seindah dulu lagi, semakin menyempit, si kuning mengambang yang membuat panic nampaknya udah tergantikan oleh tumpukan sampah yang hanyut. Jelas aja sungainya sering meluap. Jadinya, banjir yang dulu 5 tahun sekali, sekarang 3 kali dalam setahun. Sungguh luar biasa, tapi seengganya itu berarti air disini masih melimpah, berlebihan malah. Bagaimana disana?, aku dengar-denger harga minuman soda jauh lebih murah ya dibanding air mineral? Hahaha kasiaan.
Pembangunan terjadi begitu cepat, ngga terkendali malah. Aku sendiri terkadang lupa kalo ini kota tempat aku menikmati masa kecil. Semua udah berubah, hembusan angin dari laut jawa udah sulit dirasakan disini. Angin itu terhalang banyak bangunan tinggi, hanya sisa angin yang lolos dari celah-celah bangunan itulah yang bisa kita rasakan disini. Tidak lagi tercium aroma padi, yang ada hanya asap.
Tetapi perubahan itu juga membuat aku kagum, kota ini menjelma menjadi kota modern dalam beberapa tahun saja. Bangunan-bangunan megah itu membuat pemandangan baru disini. Kamu harus menceritakan ini pada teman-temanmu! Biar mereka tahu bahwa kota kita juga ngga kalah keren dengan disana.
***
Ketika aku lewat depan sekolah SMA kita dulu, aku lihat adik-adik kelas sedang syuting film. Nampaknya film sudah diterima disekolah ini. Tidak seperti dulu, kita harus menyembunyikan kamera agar tidak diambil guru. Lucu juga ya, kalo nginget awal kita membuat film disekolah. Tetapi sekarang semua itu nampaknya udah mulai berbuah hasil, yaa.. setidaknya kita udah membuat sesuatu hal yang berarti di dalam sana. Kamu sudah berhasil menurutku.
****
Melihat mereka membuat film, aku jadi pengen buat film lagi, aku rindu bercerita lagi, mengatakan sesuatu lewat sebuah film. Sudah lama kayaknya kita ngga pernah membuat film bersama lagi. Kamu kuliah jauh bangeeet si.
*****
Setelah semua perjalanan jauh ini berakhir, suatu saat hari itu pasti tiba, kita akan berkumpul lagi ditempat ini, di kota ini. Untuk menceritkan banyak kisah dalam sebuah film. Begitukan kata mu dulu. Kamu masih berhutang janji padaku, pada kita. Sudah banyak cerita yang menanti kita disini.
Aku kirimkan surat dan foto-foto ini untuk mengingatkanmu, Seperti drama klise memang, tetapi aku tidak begitu percaya dengan kemajuan teknologi. Sesekali hidup seperti dalam sebuah film ngga salah kan?.
Untuk …… di California,
******
Oiya kau lupa soal ini, ah sudahlah aku malu menceritakan ini. Belum jadi pemimpin aja udah merusak apalagi nanti jadi pemimpin, sebaiknya kamu ngga perlu tau soal ini, membuat malu.

by Bagus Mias Putra

Skenario IMAM



1. INT. GEDUNG KAMPUS, TANGGA – DAY
CAST :Mami, Joy & 2 temannya; Leo, Virgo

Di tangga kampus. IMAM atau yang biasa dipanggil MAMI menaiki tangga. Gerak jalannya yang nampak gemulai, dengan make up yang cukup menyilaukan. Di tikungan tangga, JOY (AGUS JOYO) beserta kedua temannya adalah jagoan kampus,sedang bercanda-canda tidak karuan. Ketika Imam lewat, terlontarlah ledekan dan hinaan dari Joy dan 2 temannya kepada Imam.

JOY
Weeeh, ada cewe cakep lewat nih, make upnya tebel banget bu kayak kamus B.Inggris.
(meledek dan tertawa terbahak-bahak)

LEO
Kayak lekong di lampu merah bos.
(to Joy)

JOY
Nah, kan dia pemimpinnya.
‘Aku tak mau, lo kalo aku dimadu’
(menirukan gaya banci sambil bernyanyi)
Wakakakak
(tertawa meledek)

Mami tidak terima dengan ledekan mereka. Mami pun membalikkan badan mendekati Joy.

JOY
Weey, kenapa? Ga seneng? Kan pas tuh, namaaslimu Imam, berarti pemimpin, ya pemimpin para lekong lampu merah. wakakaka
(menantang)

Nampak ekspresi marah dari Mami yang cukup feminim. Mami pun mengangkat tangannya, dengan kekuatan luar biasa dia mencubit tetenya Joy. Joy tak bisa berteriak, dia kelabakan manahan perih. Kedua temannya hanya bisa panik. Setelah itu Mami pergi. Nampak ekspresi kesakitan Joy sambil memegang tetenya. Joy perlahan mengecek tetenya dengan tangannya dari balik bajunya. Joy mendapati di jari tangannya terdapat darah dari tetenya. Joy pun berteriak histeris. 

2. INT. GEDUNG KAMPUS TARI – DAY
Cast : Mami, 3 orang penari perempuan; Indah, Ema, Lani

Musik bertempo cepat. Penari pertama berusaha menari sambil melihat kesampinya. Penari kedua sungguh kerepotan, dan menegok kesampingnya. Penari ke tiga luar biasa berusaha mengikuti gerakan penari disampinya. Mami nampak sedang menari dan 3 orang teman perempuannya itu berusaha keras mengikuti gerakannya.

BLACK SCREEN : JUDUL

3. EXT/INT. MASJID KAMPUS – DAY
Cast : Mami, Azi; teman kampus sedang sholat.

Sound Bridge suara adzan. Kubah masjid. Mereka melaksanakan Sholat Zhuhur dengan Azi sebagai imam. Mami yang memang selalu lewat depan masjid kampus ketika pulang. Memperhatikan mereka yang sedang sholat. Mami terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu tentang dirinya. Dia pun pergi dengan pandangan yang masih memperhatikan mereka yang sedang Sholat.

4. INT. GEDUNG KAMPUS, TANGGA – DAY
Cast : Mami, Joy, Leo, Virgo

Joy, Leo dan Virgo menggoda setiap gadis yang lewat di depannya. Seperti biasa mereka sering nongkrong di tangga. Kemudian Mami lewat, Joy, Leo dan Virgo yang tadinya tertawa mendadak diam ketika melihat Mami. Joy melindungi tetenya. Leo dan Virgo juga ikut-ikutan. Mami lewat mencoba tidak memperdulikannya. Langkahnya terhenti ketika mendengar Joy berbisik membicarakan Mami kepada Virgo dan Leo.

JOY
Tuh liat, namanya doang Imam, tapi kelakuannya ngondek, bagaimana nanti kalo jadi Imam sholatbetulan. Masa Imam ngondek, gue ga mau jadi makmumnya ah. Nanti gerakan sholatnya juga ngondek lagi.
(berbisik, gerutu)

LEO
Ih, jangan sampe deh.

VIRGO
Ohiya, dia kalo sholat di Masjid, di barisan cowo atau cewe ya?

JOY
Di tempat wudhu paling. Baris bareng kran air.
(tertawa kecil)

Mami yang mendengarkan perkataan mereka, mencoba diam menahan marah. Dia menyadari apa yang dikatakan mereka ada betulnya. Nampak raut wajah sedih dan gelisah dari Mami. Ia pun pergi.

5. EXT/INT. MASJID KAMPUS – DAY
Cast : Mami,Nurul

Jam tangan Mami menunjukkan pukul 12:30. Ia melihat Masjid yang nampaknya sudah kosong. Dengan was-was melihat ke sekitar Mami mendekati masjid. Pikirannya mengarah pada perkataan Joy tadi. Mami pun menguatkan diri, untuk membuktikan bahwa Joy salah. Ia pun masuk kedalam Masjid dengan keraguan sesekali melihat sekitar. Takut ada yang lihat, dia malu. Mami mengambil air wudhu, lalu ia melihat ke cermin. Langkah kakinya masuk ke dalam masjid.

Mami mendapati terdapat mukena di depannya, ia pun mengambilnya dan melemparnya ke syaf wanita. Di sana ada Nurul yang sholat. Mami pun mencoba Sholat, sambil mengingat bagaimana gerakannya. Bacaan alfatiha yang terdengar seperti bisikan dari mulutnya. Ternyata adayang baru selesai sholat di sahaf perempuan yang tertutup hordeng pembantas. Nurul mengitintip siapa yang sholat dari balik hordeng. Dia melihat Mami Sholat yang sering menegok sedikit ke sana kemari, Mami terlihat terburu-buru, ia takut ada yang melihatnya sholat di masjid. Nurul pun hanya tersenyum kecil sambil melepas mukenanya.

Sholat selesai. Di teras Masjid Afinah menunggu. Mami terkejut melihat Seorang wanita yang duduk di dekat sepatunya. Ia panik dan malu.

NURUL
(Tersenyum)
Baru pertama kali Sholat ya?

MAMI
hah
(stuck)

NURUL
Hahaha Bercanda, ga usah diambil hati, sensitif bangat si
(tertawa kecil)

MAMI
(matanya meliha sekitar)
Kamu, jangan cerita-cerita ya!

NURUL
Lho kenapa? Ga usah malu kali.

MAMI
Udah pokoknya diem, oiya kenalin nama aku Mam,
(ragu)
Imam, kamu siapa si?

Mami mengajak Afinah berjabat tangan tanda perkenalan. Namun Afinah menolak berjabat tangan karena bukan muhrimnya. Mami merasa aneh ketika itu. dia pun menarik kembali tangannya.

NURUL
Oh, sorry heheh
(menolak jabat tangan)
Namaku NURUL.

MAMI
Ooh..
(membalikkan muka)

NURUL
Udah ya aku pergi dulu,
(terhenti)
Oh iya, tadi Sholat mu kurang satu rakaat tuh!

MAMI
(manahan malu)

6. INT. KANTIN KAMPUS - DAY
Cast : Mami, Indah, Ema, Lani, Kumpulan anak cowo, Nurul

Piring berisi makanan ditaruh dimeja. Nampak Mami duduk. Bersama Indah, Ema, Lani. Mereka begosip seperti biasanya. Suasana kantin cukup ramai.

INDAH
Eh, mamiii... lu tau ga sih, adipati dolken yang main di film Adriana udah tayang di bioskop loh, nontong yuk.

LANI & EMA
Ayu...ayu... dia kan keren bangeett..

Mami hanya diam saja tak memperhatikan mereka. Matanya terus melihat ke arah para cowo yang sedang ngobrol. Terjadi gejolak di hati dan pikirannya. Ia ingin menjadi normal, ia mulai menyadari dirinya sendiri. Ketika ia memalingkan wajah, di meja depannya ada Nurul yang sedang duduk sendiri. Ada seorang LELAKI(Azi)berada di depan Nurul yang membelakangi Mami. Afinah pun tersenyum saat berpapasan mata dengan Mami. Mam menjadi gugup, ia coba memalingkan wajah, malu karena kejadian kemarin.


7. EXT/INT. MASJID KAMPUS – DAY
Cast: Mami, Azi;remaja masjid, Joy

Sound Bridge Azi sedang memberikan ceramah kepada Remaja Masjid.

“Barangsiapa mendengar panggilan untuk shalat dan ia tidak menjawabnya maka tidak sah shalat yang ia lakukan.” (HR. Muslim ). Sebagai umat muslim, kita perintahkan untuk sholat berjamaah dimasjid.Tentu saja ada hikmah dibalik perintah itu. Begini, Jika kita analogikan, kita adalah sebutir pasir. Sekalipun sebutir pasir terbaik pun, apakah sebutir pasir yang saling terpisah dapat membangun sebuah rumah, membangu sebuah benteng. Tentu tidak. Tetapi jika butiran itu bersatu. Saling berkumpul, saling merapat. Kita bisa membuat bangunan yang kokoh. Nah, khuhusnya bagi laki-laki nii… ada hadits yang diriwayatkan oleh abu hurairah“Sesungguhnya seorang laki-laki keluar dari masjid setelah muadzin mengumandangkan adzan. Ia berkata, “Orang itu telah mengingkari Rasulullah saw. Kecuali bagi dia yang berhalangan”. Oleh karena itu, siapa yang mengaku laki-laki, diwajibkan untuk sholat berjamaah di masjid, sedangkan perempuan ada baiknya dirumah saja.

A
Lalu gimana dengan ban?

JOY
Woy banciii..

Mami datang, yang kebetulan lewat masjid. Ketika mendengar ceramah Azi dia berhenti, dan duduk di teras masjid (pojok) membelakangi. Dia hanya diam mendengarkan. Azi menyadari kehadiran Mami. Tiba-tiba, Joy dengan motornya kebetulan lewat, melihat Mami yang berada di masjid. Joy pun meledek Mami, berteriak dari kejauhan.

JOY
ngapain lu disana? mau tobat! Hahaha
Bagus deh, kalo mau tobat mumpung masih ada waktu. Hahaha
(teriak, tertawa)

Sontak remaja masjid menengok ke arah Mami. Mami terlihat malu. Azi pun mencoba melanjutkan ceramahnya tadi.

AZI
Ia, teman-teman, kita tutup saja pertemuan kita kali ini. wassalamualaikum wr.wb
Takbir!!
(menyemangati remaja masjid)

Azi yang melihat Mami pergi, kemudian mendekat ke jendela masjid. Mencoba bersimpati kepada Mami.

8. EXT. RUANG TERBUKA – SORE
Cast : Mami

Di taman Mami merenung. Diam alunan musik mengiri, suara seseorang membaca Surat AnNisa 34, suara adzan menyambut. Senja.

9.EXT/INT. MASJID KAMPUS – DAY
Cast : Mami, Azi, Nurul

Jam tangan Mami menunjukkan pukul 12:45. Suasana masjid sudah sepi. Mami, mengecek kembali. Kran pun nyala, Mami mengambil wudhu. Masih melihat kesana-kemari, namun dia berusaha tak memperdulikannya lagi. Dia coba berkonsentrasi. Takbir. Seseorang datang, menempuk pundak Mami. Mami terkejut, dengan gugup dia mencoba meyakinkan diri. Itu artinya dia menjadi Imam dan seorang makmumnya adalah Azi, di syaf wanita terlihat Afinah. Dan beberapa orang juga masuk barisan sholat. Allahu Akbat! Rukuk.

Flash back :

10. INT. KANTIN KAMPUS – DAY
    
Afinah tersenyum kepada Mami, di depan Afinah yang membelakangi Mami adalah Azi, dia menengokkan kepalanya ke Mami.
Mami tak melihat karena pandangannya teralih.

11. INT. MASJID – SIANG
Cast: AZI, IMAM

Sholat ingin dimulai, Azi sebagai Imam menyuruh para makmum untuk merapatkan shaf. Terdapat celah yang kosong, kemudian terisi oleh Imam yang dating. Azi pun tersenyum. Mereka pun sholat berjamaah.

TAMAT

by Bagus Mias Putra

Skenario Sampai hari itu tiba



1. EXT. CAFE PALAZO – SORE
Cast: Elvira 

Elvira duduk dikursi dalam sebuah café seorang diri, ia menulis sebuah surat. 

Voice Over
Haiii …. Apa kabar kamu disana? Semoga kamu baik-baik aja. Kamu masih bisa bahasa Indonesia kan? Jangan sampe lupa ya. Seperti yang kamu pernah bilang dulu, bumi ini adalah sebuah lingkaran, sejauh apapun kita pergi, kita akan kembali ke tempat dimana kita memulai.  Maka dari itu, jangan pernah lupain tempat dimana kamu berasal ya. Walau terkadang aku berpikir kalo orang-orang yang berada disinilah yang justru malah melupakannya.

Elvira melihat ke langit, 

Voice Over
Waktu aku nulis ini, suhu dibekasi cukup dingin, Matahari nggan menampakkan diri akhir-akhir ini. Mungkin dia lagi ngambek sama daratan yang semakin semerawut ini. Atau mungkin dia malu-malu kali karena terpesona ngelihta kecantikan aku. Hahaha

Tersenyum atau tertawa kecil sendiri membayangkan. 

Voice Over
Gimana disana? Masih turun salju ya? Waah, asik ya, mungkin beberapa tahun lagi bekasi akan turun salju. Mungkin aja kalo mathari terus-terusan dibuat ngambek karena udara yang kotor.

Oiya, kamu masih inget ga, kali atau sungai lah sebutan kerennya, tempat dulu kita syuting film?. (CONT’D)

2. EXT. JEMBATAN SUNGAI – SIANG
Cast: Elvira

Dari kejauhan terlihat motor yang terpakir dan Elvira yang sedang berada di jembatan memandangi sungai dan sekitar. Dia mengenang masalalu disana, ada sedikit kekecewaan darinya ketika melihat sungai yang banyak sampah. Dia pun memotret.

Voice Over
Sekarang udah ngga seindah dulu lagi, semakin menyempit, si kuning mengambang yang membuat panic nampaknya udah tergantikan oleh tumpukan sampah yang hanyut. Jelas aja sungainya sering meluap. Jadinya, banjir yang dulu 5 tahun sekali, sekarang 3 kali dalam setahun. Sungguh luar biasa, tapi seengganya itu berarti air disini masih melimpah, berlebihan malah. Bagaimana disana?, aku dengar-denger harga minuman soda jauh lebih murah ya dibanding air mineral? Hahaha kasiaan.

3. EXT. JALAN HARAPAN INDAH – SIANG
Cast: Elvira

Elvira mengendarai motor, menyelusuri jalan di sumarecon. Pandangan ia sesekali melihat bangunan-bangunan megah yang masih dibangun disana. Ia terlihat lesu, sumpek. 

Voice Over
Pembangunan terjadi begitu cepat, ngga terkendali malah. Aku sendiri terkadang lupa kalo ini kota tempat aku menikmati masa kecil. Semua udah berubah, hembusan angin dari laut jawa udah sulit dirasakan disini. Angin itu terhalang banyak bangunan tinggi, hanya sisa angin yang lolos dari celah-celah bangunan itulah yang bisa kita rasakan disini. Tidak lagi tercium aroma padi, yang ada hanya asap.

Elvira melintasi bangunan megah yang sudah dibangun, Nampak begitu indah. Dia merasakan perubahan yang begitu cepat terjadi. Motornya melaju melintasi jembatan sumarecon, dia melihat atap jembatan itu yang begitu Indah. Dia berhenti di tepian. Memakir motornya. Lalu menikmati pemandangan sekitar. Dia memotret. 

Voice Over
Tetapi perubahan itu juga membuat aku kagum, kota ini menjelma menjadi kota modern dalam beberapa tahun saja.bangunan-bangunan megah itu membuat pemandangan baru disini. Kamu harus menceritakan ini pada teman-temanmu! Biar mereka tahu bahwa kota ini juga ngga begitu kalah modern dengan disana.

4. EXT. CAFÉ PALAZO-SORE
Cast: Elvira, Pelayan Café

Elvira menghentikan tulisannya ketika pelayan datang membawakan makanan yang telah ia pesan, kemudian melanjutkan lagi.

5. EXT. DEPAN SEKOLAH 14 – SIANG
Cast: Elvira, Anak Poetranesia.

Elvira mengendarai motor melintasi sekolah 14, dia melihat adik-adik kelasnya sedang syuting film dari balik pagar. Dia pun berhenti, kemudian adik kelasnya menyapa. Dia mengambil kamera, lalu memotret mereka.

Voice Over
Ketika aku lewat depan sekolah SMA kita dulu, aku lihat adik-adik kelas sedang syuting film. Nampaknya film sudah diterima disekolah ini. Tidak seperti dulu, kita harus menyembunyikan kamera agar tidak diambil guru. Lucu juga ya, kalo nginget awal kita membuat film disekolah. Tetapi sekarang semua udah berbuah hasil, yaa.. setidaknya kita udah membuat sesuatu hal yang berarti di dalam sana. Kamu sudah berhasil menurutku.

6. EXT. TANAH LAPANG SUMARECON – SIANG
Cast: Elvira

Elvira duduk diatas tumpukan tiang besar. Dengan pemandangan gedung-gedung didepannya. Dia mengangkat kameranya mengarahkan kesana. Lalu dia berdiri. Merekam tombol record dikameranya. Ia berputar sambil merekam. Lalu kamera ia balik kearah wajahnya, dia berputar lagi.

Voice Over
Melihat mereka membuat film, aku jadi pengen buat film lagi, aku rindu bercerita lagi, mengatakan sesuatu lewat sebuah film. Sudah lama kayaknya kita ngga pernah membuat film bersama lagi. Kamu kuliah jauh bangeeet si.

7. EXT/INT. CAFÉ PALAZO – SORE
Cast: Elvira

Elvira memakir motornya, dia masuk kedalam café. Kebudian duduk dan mengambil laptop dan kamera dari dalam tasnya. Dia membuka laptop, dia berhenti memikirkan sesuatu. Kemudian dia menutup lagi laptopnya. Lalu mengambil kertas dan pulpen dari dalam tasnya. Kemudian mengambil hasil cetakan foto-foto itu. dia menulis.

Voice Over
Setelah semua perjalanan jauh ini berakhir, suatu saat kita akan berkumpul lagi ditempat ini,(CONT’D)

8. EXT. TANAH LAPANG SUMARECON – SIANG
Cast: Elvira

Elvira duduk dia atas tumpukan tiang, dia meriview hasil fotonya. Kemudian ia mengeluarkan memory kamera. Dan memandang ke sekitar. Merasakan kerinduan.

Voice Over
Di kota ini. Untuk menceritkan banyak kisah dalam sebuah film. Begitukan kata mu dulu. Kamu masih berhutang janji padaku, pada kita. Sudah banyak cerita yang menanti kita disini.

9. EXT/INT. CAFÉ PALAZO – SORE
Cast: Elvira, Teman-teman

Voice Over
Aku kirimkan surat dan foto-foto ini untuk mengingatkanmu, seperti drama klise memang, tetapi aku tidak begitu percaya dengan kemajuan teknologi.

Setelah selesai menulis, ia pun menaruh surat beserta foto-foto itu kedalam sebuah amplop lalu menuliskan

“TO……. In Wangsithon DC”

Tiba-tiba ia melihat salag satu foto yang tertinggal, jatuh dibawah. Ia mengambilnya. Foto tersebut adalah foto kondisi lingkungan yang dipenuhi poster atau bendera kampanye.

Voice Over
Oiya kau lupa soal ini, ah sudahlah aku malu menceritakan ini. Belum jadi pemimpin aja udah merusak apalagi nanti jadi pemimpin, sebaiknya kamu ngga perlu tau soal ini, membuat malu.

Merobek foto.

Teman-teman yang lain pun dating menghampiri tempat Elvira. Elvira yang sudah cukup lama menanti menyambut mereka.

Salah seorang “Kita harus tetap bercerita sampai hari itu tiba, elu tahu maksud gue kan”

by: Bagus Mias Putra